Rabu, 29 Desember 2010

Media Sosial Sebagai Pilar Kelima Demokrasi

Jumat, 17 Desember 2010 | 15:01 WIB

Oleh Hermawan Kartajaya (Founder & CEO, MarkPlus, Inc) bersama Hasanuddin (Chief Operations, MarkPlus Insight)

KOMPAS.com - Berbicara mengenai demokrasi, para ilmuwan dan pakar politik selalu mengatakan ada empat pilar demokrasi, yaitu lembaga yudikatif, eksekutif, legislatif, dan media. Lembaga yudikatif lebih berfungsi sebagai lembaga kehakiman, eksekutif lebih ke pemerintahan, sementara legislatif sebagai lembaga yang membuat undang-undang sekaligus mengawasi kinerja pemerintah.

Selanjutnya, pilar keempat yang juga sangat penting adalah media. Kenapa media bisa dianggap sebagai pilar keempat demokrasi? Karena sering kali orang beranggapan bahwa media itu lebih netral dan bebas dari unsur kekuasaan negara, berbeda dengan tiga pilar sebelumnya yang semuanya berorientasi pada kekuasaan. Media tidak hanya sebagai sumber berita, tapi sekaligus merupakan pembawa dan penyambung suara rakyat. Media juga sering kali menjadi alat daya penekan bagi tiga pilar demokrasi sebelumnya.

Karena begitu pentingnya media bagi demokrasi, media harus benar-benar dijaga independensinya, baik dari sisi lembaganya maupun dari insan-insan pers di dalamnya. Kebebasan pers juga harus tetap dijaga dari adanya unsur intervensi dari lembaga kekuasaan dalam suatu negara.

Sekarang, dengan hadirnya internet dan media sosial, dinamika kehidupan demokrasi di suatu negara berubah total. Internet sebagai alat bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tapi, di sini, internet bisa memberi dampak buruk bagi manusia. Internet memang memudahkan kita dalam berkomunikasi dan mendapatkan informasi. Tapi, di sisi dunia lain, internet juga banyak digunakan oleh para teroris untuk meneror belahan dunia yang tidak sesuai dengan ideologi mereka.

Melalui internet, mereka menyebarkan ide dan gagasan radikal, menebar kebencian, dan merusak perdamaian. Mereka juga dikenal memiliki militansi yang kuat dalam menyampaikan gagasannya melalui internet di banding netizen biasa lainnya. Seorang pengamat terorisme pernah mengatakan sangat khawatir dengan pergerakan mereka di dunia maya yang relatif lebih sulit dideteksi.

Di sisi lain, dengan hadirnya media sosial di internet, masyarakat juga semakin apresiatif dan aktif dalam menggunakan internet. Mereka tidak hanya membaca berita, tapi juga aktif memberikan opini seputar kehidupan yang mereka jalani sehari. Mereka juga dengan gampang menyampaikan pandangan terkait dengan isu-isu aktual yang terjadi.
Dengan demikian, kehadiran internet dan media sosial ternyata bisa semakin meningkatkan partisipasi masyarakat terkait dengan isu-isu publik. Kondisi ini menyebabkan peran media sebagai pilar ke-empat demokrasi semakin terancam.  Melalui  Facebook dan Twitter, masyarakat bisa menggalang kekuatan sendiri untuk menolak kebijakan pemerintah yang dirasakan bertentangan dengan hati nurani masyarakat.

Anda tentu masih ingat kasus Cicak vs Buaya beberapa tahun lalu. Melalui gerakan di Facebook yang bertajuk “Gerakan 2 juta Facebooker Bebaskan Bibit-Chandra” bisa memaksa pengambil kebijakan tertinggi negeri ini mengikuti arus masyarakat netizen ini. Begitu juga kasus Prita vs RS OMNI melalui gerakan Koin Prita mampu menggerakkan partisipasi masyarakat menyumbangkan koin mereka untuk Prita. Dalam beberapa hal, gerakan ini juga dianggap oleh pengamat mampu “mempengaruhi” hasil persidangan yang membebaskan Prita dari segala tuduhan.

Dalam beberapa kasus, gerakan sosial dan penggalan dana untuk korban bencana alam ternyata cukup efektif menghimpun dana untuk korban bencana. Rasa solidaritas masyarakat semakin mudah ditumbuhkan dengan adanya Facebook dan Twitter. Banjir di Wasior, Gempa di Mentawai, Meletusnya Gunung Merapi di Yogyakarta membuktikan fenomena ini.

Meskipun peran media agak tergeser oleh media sosial, peran media arus utama tetaplah penting bagi kelangsungan demokrasi di Indonesia. Malah media-media arus utama, seperti Kompas dan Detikcom memanfaatkan media sosial untuk lebih bisa saling berkomunikasi dan menyampaikan berita lebih cepat ke pembacanya. Media-media tersebut juga membuat wadah bagi netizen , seperti forum online dan blog. Kompas membuat blog Kompasiana. Detikcom membuat Detikforum. Wadah ini digunakan oleh para netizen untuk saling berdiskusi dan menyampaikan pendapat mereka tentang berbagai isu aktual.

Michael Hauben, Bapak Netizen Dunia, suatu kali pernah mengatakan bahwa kehadiran jaringan internet akan semakin memperkuat alam demokrasi di dunia. Apa yang di katakan Michael Hauben itu terbukti sekarang. Internet telah membuka mata masyarakat dunia tentang kejadian-kejadian di berbagai belahan dunia tanpa batas teritori. Karena itu, tidak salah bila kita menyebut bahwa media sosial adalah pilar kelima demokrasi.
--------------
Artikel ini ditulis berdasarkan analisis hasil riset sindikasi terhadap 1.500 responden di delapan kota besar di Indonesia, usia 15-64 tahun. Riset ini dilakukan oleh MarkPlus Insight bekerjasama dengan Komunitas Marketeers.

Surat Untuk Firman Utina

Kawan, kita sebaya. Hanya bulan yang membedakan usia. Kita tumbuh di tengah sebuah generasi dimana tawa bersama itu sangat langka. Kaki kita menapaki jalan panjang dengan langkah payah menyeret sejuta beban yang seringkali bukan urusan kita. Kita disibukkan dengan beragam masalah yang sialnya juga bukan urusan kita. Kita adalah anak-anak muda yang dipaksa tua oleh televisi yang tiada henti mengabarkan kebencian. Sementara adik-adik kita tidak tumbuh sebagaimana mestinya, narkoba politik uang membunuh nurani mereka. Orang tua, pendahulu kita dan mereka yang memegang tampuk kekuasaan adalah generasi gagal. Suatu generasi yang hidup dalam bayang-bayang rencana yang mereka khianati sendiri. Kawan, akankah kita berhenti lantas mengorbankan diri kita untuk menjadi seperti mereka?

Di negeri permai ini, cinta hanyalah kata-kata sementara benci menjadi kenyataan. Kita tidak pernah mencintai apapun yang kita lakukan, kita hanya ingin mendapatkan hasilnya dengan cepat. Kita tidak mensyukuri berkah yang kita dapatkan, kita hanya ingin menghabiskannya. Kita enggan berbagi kebahagiaan, sebab kemalangan orang lain adalah sumber utama kebahagiaan kita. Kawan, inilah kenyataan memilukan yang kita hadapi, karena kita hidup tanpa cinta maka bahagia bersama menjadi langka. Bayangkan adik-adik kita, lupakan mereka yang tua, bagaimana mereka bisa tumbuh dalam keadaan demikian. Kawan, cinta adalah persoalan kegemaran. Cinta juga masalah prinsip. Bila kau mencintai sesuatu maka kau tidak akan peduli dengan yang lainnya. Tidak kepada poster dan umbul-umbul, tidak kepada para kriminal yang suka mencuci muka apalagi kepada kuli kamera yang menimbulkan kolera. Cinta adalah kesungguhan yang tidak dibatasi oleh menang dan kalah.
Hari-hari belakangan ini keadaan tampak semakin tidak menentu. Keramaian puluhan ribu orang antre tidak mendapatkan tiket. Jutaan orang lantang bersuara demi sepakbola. Segelintir elit menyiapkan rencana jahat untuk menghancurkan kegembiraan rakyat. Kakimu, kawan, telah memberi makna solidaritas. Gocekanmu kawan, telah mengundang tarian massal tanpa saweran. Terobosanmu, kawan, menghidupkan harapan kepada adik-adik kita bahwa masa depan itu masih ada. Tendanganmu kawan, membuat orang-orang percaya bahwa kata “bisa” belum punah dari kehidupan kita. Tetapi inilah buruknya hidup di tengah bangsa yang frustasi, semua beban diletakkan ke pundakmu. Seragammu hendak digunakan untuk mencuci dosa politik. Kegembiraanmu hendak dipunahkan oleh iming-iming bonus dan hadiah. Di Bukit Jalil kemarin, ada yang mengatakan kau terkapar, tetapi aku percaya kau tengah belajar. Di Senayan esok, mereka bilang kau akan membalas, tetapi aku berharap kau cukup bermain dengan gembira.
Firman Utina, kapten tim nasional sepak bola Indonesia, bermain bola lah dan tidak usah memikirkan apa-apa lagi. Sepak bola tidak ada urusannya dengan garuda di dadamu, sebab simbol hanya akan menggerus kegembiraan. Sepak bola tidak urusannya dengan harga diri bangsa, sebab harga diri tumbuh dari sikap dan bukan harapan. Di lapangan kau tidak mewakili siapa-siapa, kau memperjuangkan kegembiraanmu sendiri. Di pinggir lapangan, kau tidak perlu menoleh siapa-siapa, kecuali Tuan Riedl yang percaya sepak bola bukan dagangan para pecundang. Berlarilah Firman, Okto, Ridwan dan Arif, seolah-olah kalian adalah kanak-kanak yang tidak mengerti urusan orang dewasa. Berjibakulah Maman, Hamzah, Zulkifli dan Nasuha seolah-olah kalian mempertahankan kegembiraan yang hendak direnggut lawan. Tenanglah Markus, gawang bukan semata-mata persoalan kebobolan tetapi masalah kegembiraan membuyarkan impian lawan. Gonzales dan Irvan, bersikaplah layaknya orang asing yang memberikan contoh kepada bangsa yang miskin teladan.
Kawan, aku berbicara tidak mewakili siapa-siapa. Ini hanyalah surat dari seorang pengolah kata kepada seorang penggocek bola. Sejujurnya, kami tidak mengharapkan Piala darimu. Kami hanya menginginkan kegembiraan bersama dimana tawa seorang tukang becak sama bahagianya dengan tawa seorang pemimpin Negara. Tidak, kami tidak butuh piala, bermainlah dengan gembira sebagaimana biasanya. Biarkan bola mengalir, menarilah kawan, urusan gol seringkali masalah keberuntungan. Esok di Senayan, kabarkan kepada seluruh bangsa bahwa kebahagiaan bukan urusan menang dan kalah. Tetapi kebahagiaan bersumber pada cinta dan solidaritas. Berjuanglah layaknya seorang laki-laki, kawan. Adik-adik kita akan menjadikan kalian teladan!

Oleh: E.S. Ito (Novelis Negara Kelima dan Rahasia Meede)

Senin, 27 Desember 2010

Indonesia Belum Kalah

Bahkan sebelum pertandingan dimulai pun, serbuan sinar laser sudah disorotkan oleh para pendukung Timnas Malaysia dalam laga leg I final piala Suzuki AFF 2010 di Stadion Bukit Jalil, Malaysia. image: detiksport.com
Jakarta,- Meski harus menelan pil pahit pada laga tandang pertamanya di Bukit Jalil, namun Timnas Indonesia belumlah kalah. Itulah semangat yang harus tetap kita pertahankan, jangan sampai kita termakan oleh euforia kemenangan tim Harimau Malaya yang berhasil menekuk Garuda dengan skor 3-0. Sebab masih ada pertandingan leg II yang akan dilangsungkan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada Rabu (29/12) yang akan datang.

Kita harus dan tidak boleh tidak, untuk tetap mendukung Timnas Indonesia meraih gelar juara pada wilayah regional ASEAN setelah hampir 12 tahun lamanya tidak pernah menyentuh trofi apapun. Para pemain, pelatih, suporter, serta rakyat Indonesia haruslah percaya dan yakin bahwa kemenangan akan tercipta dari semangat bertanding, kepercayaan diri dalam bermain, totalitas dalam dukungan, dan tak lupa sportif dalam menghadapi setiap pertandingan.

Buktikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Jangan lakukan apa yang dapat mencoreng Indonesia di mata Internasional. Sudah saatnya Indonesia bangkit dari keterpurukan tanpa melupakan segenap hal-hal yang buruk untuk diperbaiki bersama-sama.

Bravo Sepakbola Indonesia...!!!


Penulis: F.A.

Kreatif Sekali Ya...

Jakarta,- Berbagai macam peristiwa nasional yang menghantam bangsa Indonesia sepertinya cukup membuat daya kreativitas anak-anak bangsa turut terpacu untuk membuat hal-hal baru yang mampu mengocok perut.

Seperti pada gambar diatas terlihat Gayus Tambunan sedang menembakkan sinar laser dari handphonenya saat menonton final leg I Piala AFF 2010 di Stadion Bukit Jalil, Malaysia.

Mungkin ini sebagai bentuk kritik melalui media maya yang dilayangkan pada pemerintahan hari ini agar lebih progresif dalam menangani para perusak mental dan moral bangsa.

Penulis: F.A.

Don't Try This at GBK...!!!

Jakarta,- Itu bukan sekedar pemberitahuan, itu juga bukanlah sekedar peringatan. Itu adalah ajakan bagi kita bangsa Indonesia untuk dapat lebih bersikap selayaknya bangsa yang besar. Menerima kekalahan dengan lapang dan tidak besar kepala mendapatkan kemenangan.

Pasca pertandingan final leg I di stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia (26/12) yang mempertemukan Indonesia dengan negeri jiran Malaysia, terdapat satu lagi insiden buruk yang ditunjukan oleh suporter kesebelasan tim harimau malaya tersebut. Setelah pada pertandingan kiper Indonesia, Markus Haris Maulana kerap kali diganggu dengan sinar laser dari arah pendukung tuan rumah, kali ini mereka (suporter Malaysia.red) melakukan tidakan menginjak-injak slayer bertuliskan INDONESIA.

Semoga hal ini tidak dilakukan oleh kita bangsa Indonesia dalam upaya mendukung penuh agar kepak sayap Garuda kembali terbentang dengan gagah perkasa di dunia internasional. Bravo TimNas Indonesia, Sportiva Suporter Garuda.

"Kobarkan Semangat Mu, Tunjukkan Sportivitas Mu, Ku Yakin Hari Ini Pasti Menang....Pasti Menang...ooo...Pasti Menang...ooo...Rakyat Bersatu Tak Bisa Dikalahkan"

Penulis: F.A.

Rabu, 22 Desember 2010

Istilah Seks yang Bikin Remaja Penasaran

Jakarta, Remaja selalu dipenuhi rasa penasaran termasuk mengenai istilah-istilah seks yang belum diketahuinya. Apa saja istilah seks yang membuat remaja penasaran?


Seperti dikutip dari bukuQuestions Kids Ask About Sex, karangan J. Thomas Fitch dan Melissa R. Cox, yang diterbitkan ANDI, Rabu (22/12/2010) ada beberapa istilah seks yang membuat remaja sangat ingin mengetahuinya yaitu:



1. Apa yang dimaksud dengan mimpi basah?
Mimpi basah adalah istilah untuk nocturnal emission (keluarnya air mani pada malam hari). Saat sedang tidur, remaja bisa mengalami ereksi pada penisnya yang disertai dengan keluarnya air mani. Ini adalah sesuatu yang normal dan terjadi pada semua laki-laki.



2. Apa yang dimaksud dengan 'making out'?
Istilah ini sebenarnya tidak dapat didefinisikan. Tapi beberapa orang menganggap istilah tersebut berarti berciuman dan berpelukan, sementara beberapa orang lain mengganggapnya sebagai hubungan seks.



3. Apa itu seks kering (dry sex)?
Seks kering atau dry sex adalah tindakan merangsang orang lain secara seksual dengan masih menggunakan pakaian lengkap. Pada tahap awal, berciuman bisa menjadi hal yang membosankan, sehingga pasangan memilih untuk bercumbu dengan pakaian lengkap. Meskipun tampak aman, tapi hubungan ini mendekati hubungan seks sebenarnya.



4. Apa yang dimaksud dengan promiskuitas?
Promiskuitas adalah memiliki lebih dari satu pasangan seksual atau bergonta-ganti pasangan. Padahal semakin banyak pasangan seks makin besar pula kemungkinan terkena penyakit infeksi menular seksual dan risiko kehamilan.



5. Apa yang dimaksud dengan 'date rape'?
Date rape adalah paksaan untuk berhubungan seks di luar keinginan seseorang, dalam hal ini misalnya dipaksa oleh pacar saat berkencan atau pergi.



6. Apa yang dimaksud dengan petting?
Petting sebenarnya memiliki arti menyentuh atau mencumbu. Dalam hal ini adalah memberikan rangsangan pada organ seksual atau payudara yang biasanya dilakukan dengan tangan atau mulut untuk memberikan kesenangan seksual.



7. Apa yang dimaksud dengan foreplay?
Foreplay adalah perangsangan yang didefinisikan sebagai kegiatan seksual sebelum melakukan hubungan seks yang sebenarnya. Kadang disebut juga pemanasan sebelum penetrasi. Kegiatan ini biasanya meliputi ciuman yang intim dan lama, belaian dan sentuhan mulut pada payudara atau kemaluan. Saat ini kegiatan tersebut dikenal juga sebagai outercourse.



8. Apa yang dimaksud dengan masturbasi?
Masturbasi adalah perangsangan alat kelamin dengan tangan. Kegiatan ini dapat dilakukan sendirian atau berpasangan.



9. Apa yang dimaksud dengan jerking off?
Istilah ini umumnya ditunjukkan pada masturbasi yang dilakukan oleh laki-laki.



10. Apa yang dimaksud dengan aphrodisiak?
Zat aphrodisiak adalah sesuatu yang dianggap mampu membangkitkan gairah seksual atau segala sesuatu baik obat atau makanan yang bisa merangsang gairah seksual.



11. Apa yang dimaksud dengan nimfomania?
Nimfomania adalah hasrat seksual yang tak terkendali pada laki-laki maupun perempuan.



12. Apa yang dimaksud dengan eksibisionisme?
Eksibisionisme adalah suatu penyimpangan seksual yang ditandai dengan keinginan berlebih untuk mempertontonkan alat kelamin di muka umum.



13. Apa yang dimaksud dengan pedofil?
Pedofil adalah orang dewasa yang tertarik secara seksual pada anak-anak (kadang menindaklanjuti keinginannya tersebut). Secara psikologis hal ini sangat merusak anak-anak yang dieksploitasi secara seksual oleh orang dewasa.



14. Apa yang dimaksud dengan voyeurisme?
Voyeurisme adalah minat yang berlebihan untuk melihat kegiatan seks atau organ seks orang lain, khususnya secara diam-diam.



15. Apa salahnya melakukan binge drinking?
Binge drinking sangat berbahaya dan bisa mematikan, karena ia mengonsumsi 4-5 gelas minuman alkohol secara cepat atau sekaligus. Kondisi ini menyebabkan kadar alkohol dalam darah meningkat dan meracuni otak. Studi menunjukkan otak remaja lebih mudah terpengaruh oleh efek racun alkohol.



(Sumber: DetikHealth.com  I  ver/ir)

BlackBerry (autis) dan Kontroversi Penggunaan Istilah Autisme

Blackberry, tentunya tahu dong dengan teknologi yang satu ini. Hmm...disini kita gak akan ngebahas terlalu panjang lebar apa itu BlackBerry. Sekedar info aja kalau BlackBerry itu sebenarnya sebuah software atau perangkat lunak yang memiliki kelebihan dibandingkan berbagai seluler yang lain.

Selain dapat digunakan untuk menelepon dan smsan, BB (sebutan untuk BlackBerry) selain dapat membuka fitur-fitur selayaknya gadget dengan teknologi yang tergolong tinggi ada pula satu kelebihan BB yakni BlackBerry Messanger (BBM). Dengan BBM kita dapat chatting dengan siapa saja di seluruh dunia tanpa harus bayar dan dapat mengirim foto dan lainnya dengan cara yang sangat cepat. Beberapa orang di sebuah pusat perbelanjaan terkadang di sepanjang perjalanan mereka hanya asyik dengan BBnya itu. Bahkan  disebuah tempat parker, terdapat sebuah stiker yang bertuliskan “HARAP BERSABAR, USER BLACKBERRY”. Sangat lucu bukan?

Hahaha…sungguh benda kecil nan lebar yang sangat terkenal ini mampu membuat tidak hanya teman-teman saya tetapi juga semua orang yang memilikinya tertawa sendiri dimanapun dan kapanpun. Dan bahkan tanpa mereka sadari mereka kerap kali dibicarakan oleh orang-orang di sekitarnya, setelah mereka sadar bahwa mereka sedang menjadi pusat perhatian, mereka lantas pergi dari tempat tersebut dan mencari tempat lain yang lebih nyaman bagi mereka.

Dalam suatu bentuk pergaulan sosial terkait dengan BlackBerry ialah kerap kali kita dengar istilah “BB Autis”. Orang-orang seperti diatas kerap dicap dengan sebutan BB Autis tadi, terlebih lagi jika apa pun yang mereka lakukan dalam kesehariannya tidak pernah lepas sedetiikpun dari gadget yang satu itu.

Bahkan mau sedang chatting ataupun tidak, para pengguna handphone BlackBerry tersebut tidak pernah melepas BBnya untuk ditaruh dalam saku ataupun tas. Jadi bagaimana tidak para pengguna BlackBerry yang sudah sangat addict ini dikatakan punya kelainan selayaknya orang autis yang memiliki dunianya sendiri.

Namun sadarkah kita, penggunaan istilah “autis” yang kerap kita lontarkan pada para pengguna BlackBerry tersebut justru dapat melukai perasaan orang lain...??

Autisme ialah sebuah penyakit bawaan sejak lahir pada seorang anak. Anak-anak penderita autis kerap kali terlihat bermain-main sendiri dengan imajinasi yang hanya ada di kepalanya. Seakan-akan ia memiliki sebuah dunia sendiri diluar dunia nyata.

Tapi cobalah kita sedikit lebih peka lagi tatkala melontarkan sebuah penilaian. Mungkin kita beranggapan lontaran istilah “BB Autis” hanyalah sekedar guyonan atau candaan dalam pergaulan tanpa bermaksud menyakiti perasaan siapa pun. Namun sekali lagi, coba kita banyangkan apabila kita memiliki seorang teman, adik, saudara ataupun kerabat yang mengalami kondisi autisme tadi, kemudian kita mendengar candaan-candaan perihal BB Autis. Tentulah sedikit banyak pasti ada rasa tidak nyaman pada diri kita sebagai seorang yang memiliki kedekatan emosional dengan penderita autisme tersebut.

Jadi, bukan bermaksud untuk menggurui. Namun selalu perhatikan apa yang kita ucapkan sebelum semua kata-kata yang terlontar menyinggung perasaan orang lain dan bahkan merusak hubungan sosial kita dengan orang tersebut.

Bijaklah dalam bertutur kata kawan, sudah saatnya kita ciptakan suasana pergaulan yang asik namun tetap nyaman bagi semua orang.

(Penulis: Meii & Putri / Editor: Indra)

Koreanisme Di Indonesia


Negeri ginseng dibelahan timur benua Asia itu bernama Korea. Korea Selatan lebih tepatnya, sebuah negeri yang kini tengah mendapatkan sorotan dari hampir semua masyarakat dunia tak terkecuali kita di Indonesia.

Adalah seorang dosen perempuan di Univesitas Muhammadiyah Malang, yang mengaku semua hal tentang Korea telah banyak mempengaruhi kehidupannya. Siti Sunaria, S.Pd namanya, ia pun kini mengajar Bahasa Korea di kampus tersebut.

Tiga tahun bukanlah waktu yang lama bagi seseorang untuk menetap dan memahami suatu budaya yang sama sekali baru. Namun sejak tahun 2002 hingga 2005, ia telah dapat menyelami budaya bangsa Korea. Bahkan ia berpendapat bahwa Korea Selatan telah berhasil mengembangkan berbagai aspek mulai dari ekonomi, teknologi, sosial hingga kebudayaan. Dengan tingkat kedisiplinan yang cukup tinggi disertai pula sikap konsekuen, masyarakat Korea mampu membuat negaranya berkembang dan maju dibandingkan dengan negara-negara tetangganya di Asia.

Negeri Korea Selatan juga telah mampu menembus batas mancanegara melalui bidang musik, film serta drama. Beliau juga menambahkan bahwa negeri Korea telah mampu menjalin dan menggalang komunitas para K-Pop Lovers  di Indonesia agar lebih akrab. Selain itu para mahasiswa berprestasi pun turut mendapat fasilitas beasiswa melalui Kedubes Korea untuk belajar di negeri ginseng tersebut.

Memang tak dapat dipungkiri lagi bahwa Korean Wave memang tengah banyak di perbincangkan oleh banyak warga di Indonesia. Berbagai event bahkan festival tentang Korea juga kerap diselenggarakan setiap tahunnya. Menurut sudut pandang Kim Eunha, Mahasiswi Jurusan Bahasa Indonesia  di Hanguk Wei Gukgo Dae Hakyo Seoul, Korea Selatan yang sekarang sedang belajar di BIPA Universitas Nasional Jakarta, memiliki pendapat tersendiri tentang Korean Wave di Indonesia.

“Saya melihat banyak orang Indonesia menyukai K-Pop, lagu-lagu Korea. Begitupula dengan makanannya, antusias para K-Pop Lovers ini sangat tinggi dan ternyata banyak dari mereka yang menyukai Korea karena dramanya. Seperti saat saya datang ke Korean Culture Day di Universitas Indonesia sabtu lalu (6/11). Makanan Korea yang ada disana cepat habis sehingga saya tidak kebagian. Tetapi, sayangnya saya hanya melihat sebagian kecil orang saja yang menyukai kebudayaan Korea. Mereka lebih tertarik dengan K-Pop, drama, film, serta makanannya. Saya berharap semoga mereka (K-Pop Lovers) mau mempelajari kebudayaan Korea. Karena, sebagai orang Korea saya juga ingin mereka mau mengenal kebudayaannya. Walaupun begitu saya tetap senang melihat para K-Pop Lover ini yang memberikan perhatian lebih pada negara kami” begitu terangnya.

(Penulis: Chaca / Editor: Ficko)

NASIB ANAK NEGERI KITA DI HARI ANAK INTERNASIONAL

Peringatan Hari Anak International pada hakekatnya merupakan momentum yang penting untuk menggugah kepedulian maupun partisipasi seluruh Rakyat Indonesia dalam menghormati dan menjamin hak-hak anak tanpa diskriminasi, memberikan yang terbaik bagi anak, menjamin semaksimal mungkin kelangsungan hidup dan perkembangan anak serta menghargai pendapat anak.

Hadapi serta kondisi kesehatan dan kesejahteraan mereka. Sebagian dari data itu menyingkap realita pahit kehidupan jutaan anak di seluruh dunia yang hidup serba berkekurangan yang selalu bergelut dengan krisis makanan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya...

Berdasarkan laporan Organisasi Pembela Korban Kekerasan pada dekade lalu, dalam bentrokan militer yang terjadi di seluruh dunia, sebanyak 30 juta anak menjadi korbannya dengan berbagai cara. Dalam peperangan-peperangan itu, sekitar dua juta anak tewas, lebih dari satu juta anak kehilangan orangtua mereka dan 6 juta anak luka dan cacat.

Laporan itu juga menambahkan, sepanjang masa tersebut 12 juta anak kehilangan tempat tinggal sementara 10 juta anak lainnya mengalami gangguan psikologis hebat. Kondisi yang menyedihkan terdapat juga pada anak-anak yang dipenjara di sejumlah negara termasuk Sudan, betapa sesungguhnya sudahkah anak- anak atau generasi penerus untuk masa depan bumi kita tempat hidup kita ini sudah diperlakukan secara layak dan dididik untuk dipersiapkan menghadapi zaman dan kehidupan yang keras dan penuh kompetisi kelak.

Jika peringatan hari anak nasional atau peringatan- peringatan lainnya hanya dirayakan sebagai sebuah pesta untuk menyambut hari yang bersejarah tersebut, saya hanya mengatakan percuma... kesan yang didapat dengan pesta- pesta tersebut tidak kurang dari 1 % efek yang dihasilkan yang seharusnya dapat lebih dari 60 % jika benar- benar dimanfaatkan dengan baik momen tersebut. Begitu banyak anak- anak dan generasi muda penerus yang akan mewarnai masa depan kelak, mendapatkan kehidupan yang tidak layak, pendidikan yang kurang, dan gizi serta kemakmuran yang kurang.

Kriminalisasi anak makin berkembang terus. Kriminalisasi anak meningkat berarti makin banyak anak berada dalam kehidupan masa kecil yang pahit. Agar permasalahan apalagi kepahitan hidup yang menimpa anak dapat ditekan sampai titik terendah maka instansi terkait kesejahteraan anak perlu memberikan intervensi atas dasar rasa keadilan yang lebih masuk akal kepada anak melalui lingkup tugas tiap instansi.

Fokus tulisan ini membahas tentang permasalahan anak yang berhadapan dengan hukum (disingkat ABH). Beberapa tahun ini kasus ABH makin meningkat, di mana penyebabnya terletak pada masih ada lembaga, oknum, yang belum saling memahami, mendukung dalam rangka memberi perlindungan. Terutama muaranya adalah menyikapi seutuhnya proses pertumbuhan dan perkembangan anak.

Akumulasi masalah yang menghadang kesejahteraan anak belum terpecahkan, kini muncul keprihatinan baru akan nasib anak: puluhan ribu anak Indonesia berada dalam jeruji besi. Status mereka adalah narapidana, dipenjarakan. Paling memelas lagi, sebagian besar anak-anak dalam jeruji besi berada dalam ruangan yang sama dengan penjahat lainnya yang berusia dewasa.

Berikut data angka yang memilukan, di kutib dari sumber Direktorat Pelayanan Sosial Anak, Kementerian Sosial. Pada tahun 2008 dari 29 Balai Pemasyarakatan (Bapas), Kementerian Hukum dan HAM dilaporkan terdapat 6.505 anak dengan kenakalan diajukan ke pengadilan, dan 4.622 anak di antaranya (71,05%) diputus pidana. Tahun 2009 kasus tindak pidana anak yang diajukan ke meja hijau pengadilan meningkat menjadi 6.704 anak, 4.748 di antaranya (70, 82%) diputus pidana.

Orang di luar negeri heran dan bertanya kepada pejabat pemerintah serta pejabat lembaga yang bergiat dalam perlindungan anak, koq banyak amat anak yang jahat di negeri ini?

Padahal persoalan sebenarnya terletak pada hukum formal yang sama sekali tidak memberi perlindungan kepada anak. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak sudah tidak benar lagi untuk digunakan untuk mengadili anak, karena jelas mengkriminalasasi anak. UU No.3/1997 sudah disarankan sejak bertahun-tahun agar harus diamandemen., karena tidak pantas menetapkan putusan pidana kepada anak usia 8 tahun. Tetapi langkah amandemen ini masih belum nampak.

Dengan landasan hukum formal seperti itu, ditambah kultur aparat seperti polisi, Satpol PP yang masih suka menyiksa anak, maka perlindungan dan kesejahteraan makin sulit diwujudkan di negeri ini.

Kondisi Sekarang yang tidak sehat dan tidak menyejahterakan anak harus segera memperoleh perhatian, terutama dari seluruh instansi penegak hukum terkait agar pembangunan kesejahteraan anak jangan terabaikan dengan sikap oknum dan dukungan peraturan hukum yang sudah tidak up to date.

Masa depan anak masih panjang. Pada era globalisasi dan perkembangan situasi dan kondisi dalam negeri sekarang, ketahanan dan daya tahan anak (resilence) sangat diperlukan, dan didukung oleh perhatian orang tua dan seluruh komponen bangsa agar anak dapat tumbuh kembang, berprestasi serta berpartisipasi mengukir masa depan mereka sendiri.

Tujuan Peringatan Hari Anak International
 Pertimbangan peringatan HARI ANAK INTERNATIONAL diselenggarakan setiap tahun adalah untuk:

1. Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta bersama dengan Pemerintah dalam menyelenggarakan upaya pembinaan dan pengembangan anak secara holistik-integratif dan berkesinambungan.

2. Meningkatkan kesadaran pemerintah, masyarakat, orang tua dan segenap komponen

3. Bangsa untuk memenuhi hak-hak anak berdasarkan Child Rights, dan menghindarkan anak-anak dari: abuse (penyalahgunaan, perlakuan kejam, penyiksaan), neglect (melalaikan), eksploitasi, kekerasan terhadap anak, diskriminasi, drugs (pemakaian obat-obatan terlarang), pornografi, dll.

4. Menunjukkan kepada seluruh rakyat Indonesia dan dunia internasional (minimal pada tingkat Asia Pasifik) bahwa kita mendukung hak-hak anak dan melakukan upaya kesejahteraan anak.

Tentu saja kita masih ingat program televisi 'PANGGUNG HIBURAN ANAK-ANAK' yang tayang setiap hari Minggu di tahun 80an dulu. Menampilkan para penyanyi-penyanyi cilik yang sudah beken dan memiliki fans anak-anak pula. Sekaligus sebagai ajang untuk memperkenalkan para pendatang baru. Acara ini sangat digemari anak-anak bahkan orangtua pada masa itu. Anak-anak memiliki 'lingkungan' musiknya sendiri sesuai dengan usia dan perkembangannya. Tapi, lihat yang terjadi sekarang! Tak ada lagi yang namanya 'dunia anak-anak' itu. Para penyanyi cilik dulu sudah beranjak dewasa dan menanggalkan image mereka sebagai anak-anak. Para pencipta lagu anak pun mulai tenggelam. Dan pada akhirnya, lenyap jugalah acara 'PANGGUNG HIBURAN ANAK-ANAK' yang sangat beken itu.

Anak-anak masa kini sudah bersentuhan dengan lagu-lagu remaja/dewasa dengan thema PERCINTAAN! Sungguh miris melihat anak-anak berumur 7-12 tahun menyanyikan lagu-lagu cinta seperti RADJA, PETERPAN, DEWA, BCL, ROSSA, ST12, PADI dan SO7. Di acara yang notabene berembel-embel anak-anak. Yaitu, acara'IDOLA CILIK'. Para penyanyi cilik yang bersaing untuk menjadi idola anak-anak itu menyanyikan lagu yang mengisahkan tentang orang-orang dewasa yang sedang kasmaran bahkan tentang pengkhianatan cinta. Padahal, anak seumur diapun mungkin belum memahami makna dari lirik lagu tersebut. Akibatnya, anak-anak sekarang menjadi terlalu cepat dewasa. Mengenal pacaran dalam usia sangat dini. Dan tentu saja juga mengenal kosmetika dalam usia yang sangat dini pula. Karena mereka berpatokan pada penampilan idolanya yang memang sudah berusia dewasa.  Entah apa yang menyebabkan 'dunia musik anak-anak' ini menjadi mati suri. Apakah proses regenerasi penyanyi cilik yang tidak berjalan dengan baik? Ataukah para pencipta lagu-lagu hits yang jumlahnya bejibun di negara ini memang tidak mau melirik sedikitpun ke zona ini? Atau memang media yang tidak menyediakan proporsi seimbang untuk acara berthema anak-anak. Entahlah.

Tapi yang pasti, kalau perfilman Indonesia saja yang dulunya sangat terpuruk masih bisa berdiri, maka acara-acara musik untuk anak-anak ini juga masih bisa bangkit. Karena tidak ada kata 'HABIS' untuk anak-anak. Dia akan selalu ada di setiap generasi. Begitu satu generasi anak sudah beranjak dewasa, dibelakangnya sudah ada generasi anak yang baru lagi. Dan lagu dengan thema anak-anak, biasanya abadi. Mudah-mudahan anak-anak dimasa mendatang masih bisa mendengarkan dan menyanyikan lirik-lirik sederhana, lucu namun penuh dengan nasihat dan didikan seperti lagu-lagu anak yang ceria di era 80an dulu. Semoga.. "Susan, Susan, Susan, kalau gede mau jadi apa? Aku kepingin pinter biar jadi dokter.." (Boneka Susan/Ria Enes)

Di usia yang cukup belia mereka tidak dapat menikmati kehidupan layaknya anak-anak lain. Mereka harus terlibat dalam praktek perbudakan, kerja paksa, perdagangan anak, ikatan hutang, prostitusi, pornografi, dan semua bentuk-bentuk pekerjaan yang mungkin bisa membahayakan keselamatan, kesehatan, dan moral anak-anak. Kita lihat betapa banyak anak-anak di kota Ambon yang mengalami hal-hal di atas.

Tengoklah kehidupan malam di karaoke-karaoke atau diskotik-diskotik, penerima tamunya banyak yang masih di bawah umur. Lihat juga di pelabuhan-pelabuhan, di penambangan pasir, dan di pasar-pasar, anak-anak banyak melakukan bentuk-bentuk terburuk pekerja anak. Belum lagi kehidupan yang tidak sehat yang mereka jalani. Pada malam hari mereka yang tinggal di pasar-pasar, ada yang bertelanjang dada, ada yang sedang main kartu, makan mie instan yang masih mentah, dan tidurnya di tempat yang paginya dipakai untuk jualan ikan. Bayangkan kalo yang mengalami hal itu adalah anak-anak kita, akankah kita berdiam diri?

Ingatlah menurut Keppres Nomor 36 tahun 1990 yang merupakan ratifikasi Konvensi Hak Anak PBB (CRC, 1984) dan juga Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23/2002 menjelaskan bahwa Pemerintah, penegak hukum, masyarakat, keluarga, dan orang tua merupakan pihak-pihak yang bertanggung jawab memberikan perlindungan terhadap anak. Sadarkah kita akan hal ini? Sadarkah kita bahwa kita merupakan bagian dari orang yang bertanggung jawab terhadap masa depan anak-anak Indonesia.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka pihak-pihak yang bertanggungjawab terhadap anak dan atau pekerja anak terutama pihak sekolah harus mengetahui kebutuhan khususnya agar mereka dapat masuk dan bertahan di dunia pendidikan. Adapun menurut Modul Merangkul Pekerja Anak yang dikembangkan ILO (Internasional Labour Organisation) menjelaskan bahwa kebutuhan khusus pekerja anak antara lain; dukungan ekonomi (adanya program sekolah gratis, penyediaan prasarana), waktu (adanya beban belajar yang diatur bersama), akademis (adanya masa transisi untuk mengejar ketinggalan pelajaran), motivasi (penggunaan metode pembelajaran yang variatif, praktis, dan sesuai kebutuhan masa depan), budaya (merubah pola pikir yang salah bahwa pendidikan hanya untuk anak laki-laki dan orang yang punya uang), dan psikologi (adanya pembelajaran-pembelajaran yang mengakses isu dunia pekerja anak). 

Nah, setelah mengetahui kehidupan pekerja anak, faktor-faktor yang menyebabkan pekerja anak tidak dapat masuk dan bertahan di lingkungan sekolah, dan kebutuhan khusus mereka agar dapat kemabali dan bertahan di lingkungan sekolah. Marilah melalui peringatan Hari Anak Nasional ini kita tingkatkan kesadaran tentang isu pekerja anak dan mendorong semua pihak untuk mengembalikan mereka ke lingkungan sekolah. Kami yakin dan percaya jika semua anak termasuk pekerja anak dapat memperoleh pendidikan dengan baik maka kapasitas sumber daya manusia Indonesia meningkat sehingga tujuan pembangunan nasional tercapai.

(Penulis: Ayu Lestari / Editor: Indra)

Mandikan Aku Bunda, Sekali Ini Saja...

Dewi adalah sahabat saya, ia adalah seorang mahasiswi yang berotak cemerlang dan memiliki idealisme yang tinggi. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya. ''Why not to be the best?,'' begitu ucapan yang kerap kali terdengar dari mulutnya, mengutip ucapan seorang mantan presiden Amerika.

Ketika Kampus, mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht-Belanda, Dewi termasuk salah satunya.

Setelah menyelesaikan kuliahnya, Dewi mendapat pendamping hidup yang ''selevel''; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi. tak lama berselang lahirlah Bayu, buah cinta mereka, anak pertamanya tersebut lahir ketika Dewi diangkat manjadi staf diplomat, bertepatan dengan suaminya meraih PhD. Maka lengkaplah sudah kebahagiaan mereka.

Ketika Bayu, berusia 6 bulan, kesibukan Dewi semakin menggila. Bak seekor burung garuda, nyaris tiap hari ia terbang dari satu kota ke kota lain, dan dari satu negara ke negara lain. Sebagai seorang sahabat setulusnya saya pernah bertanya padanya, "Tidakkah si Bayu masih terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal oleh ibundanya ?" Dengan sigap Dewi menjawab, "Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya dengan sempurna". "Everything is OK !, Don’t worry Everything is under control kok !" begitulah selalu ucapannya, penuh percaya diri.

Ucapannya itu memang betul-betul ia buktikan. Perawatan anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter termahal. Dewi tinggal mengontrol jadwal Bayu lewat telepon. Pada akhirnya Bayu tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas mandiri dan mudah mengerti.

Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu, tentang betapa hebatnya ibu-bapaknya. Tentang gelar Phd. dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, dan uang yang berlimpah. "Contohlah ayah-bundamu Bayu, kalau Bayu besar nanti jadilah seperti Bunda". Begitu selalu nenek Bayu, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.

Ketika Bayu berusia 5 tahun, neneknya menyampaikan kepada Dewi kalau Bayu minta seorang adik untuk bisa menjadi teman bermainnya dirumah apa bila ia merasa kesepian.

Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Dewi dan suaminya kembali meminta pengertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Bayu. Lagi-lagi bocah kecil inipun mau ''memahami'' orangtuanya.

Dengan Bangga Dewi mengatakan bahwa kamu memang anak hebat, buktinya, kata Dewi, kamu tak lagi merengek minta adik. Bayu, tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek dan sangat mandiri. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek. Bahkan, tutur Dewi pada saya , Bayu selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Dewi sering memanggilnya malaikat kecilku. Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya super sibuk, namun Bayu tetap tumbuh dengan penuh cinta dari orang tuanya. Diam-diam, saya jadi sangat iri pada keluarga ini.

Suatu hari, menjelang Dewi berangkat ke kantor, entah mengapa Bayu menolak dimandikan oleh baby sitternya. Bayu ingin pagi ini dimandikan oleh Bundanya," Bunda aku ingin mandi sama bunda...please...please bunda", pinta Bayu dengan mengiba-iba penuh harap.

Karuan saja Dewi, yang detik demi detik waktunya sangat diperhitungkan merasa gusar dengan permintaan anaknya. Ia dengan tegas menolak permintaan Bayu,sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Bayu agar mau mandi dengan baby sitternya.Lagi-lagi, Bayu dengan penuh pengertian mau menurutinya, meski wajahnya cemberut.

Peristiwa ini terus berulang sampai hampir sepekan. "Bunda, mandikan aku !" Ayo dong bunda mandikan aku sekali ini saja...?" kian lama suara Bayu semakin penuh tekanan. Tapi toh, Dewi dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Bayu sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Bayu bisa ditinggal juga dan mandi bersama Mbanya.

Sampai suatu sore, Dewi dikejutkan oleh telpon dari sang baby sitter, "Bu, hari ini Bayu panas tinggi dan kejang-kejang. Sekarang sedang di periksa di Ruang Emergency".

Dewi, ketika diberi tahu soal Bayu, sedang meresmikan kantor barunya di Medan. Setelah tiba di Jakarta, Dewi langsung ngebut ke UGD. Tapi sayang... terlambat sudah...Tuhan sudah punya rencana lain. Bayu, si malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh Tuhannya.. Terlihat Dewi mengalami shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah untuk memandikan putranya, setelah bebarapa hari lalu Bayu mulai menuntut ia untuk memandikannya, Dewi pernah berjanji pada anaknya untuk suatu saat memandikannya sendiri jika ia tidak sedang ada urusan yang sangat penting. Dan siang itu, janji Dewi akhirnya terpenuhi juga, meskipun setelah tubuh si kecil terbujur kaku.

Ditengah para tetangga yang sedang melayat, terdengar suara Dewi dengan nada yang bergetar berkata "Ini Bunda Nak...., Hari ini Bunda mandikan Bayu ya...sayang....! akhirnya Bunda penuhi juga janji Bunda ya Nak.." . Lalu segera saja satu demi satu orang-orang yang melayat dan berada di dekatnya tersebut berusaha untuk menyingkir dari sampingnya, sambil tak kuasa untuk menahan tangis mereka.

Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, para pengiring jenazah masih berdiri mematung di sisi pusara sang Malaikat Kecil. . Berkali-kali Dewi, sahabatku yang tegar itu, berkata kepada rekan-rekan disekitanya, "Inikan sudah takdir, ya kan..!" Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah saatnya di panggil, ya dia pergi juga, iya kan?". Saya yang saat itu tepat berada di sampingnya diam saja. Seolah-olah Dewi tak merasa berduka dengan kepergian anaknya dan sepertinya ia juga tidak perlu hiburan dari orang lain.

Sementara di sebelah kanannya, Suaminya berdiri mematung seperti tak bernyawa. Wajahnya pucat pasi dengan bibir bergetar tak kuasa menahan air mata yang mulai meleleh membasahi pipinya.

Sambil menatap pusara anaknya, terdengar lagi suara Dewi berujar, "Inilah konsekuensi sebuah pilihan!" lanjut Dewi, tetap mencoba untuk tegar dan kuat.

Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja yang menusuk hidung hingga ke tulang sumsum. Tak lama setelah itu tanpa di duga-duga tiba-tiba saja Dewi jatuh berlutut, lalu membantingkan dirinya ke tanah tepat diatas pusara anaknya sambil berteriak-teriak histeris. "Bayu maafkan Bunda ya sayaang..!!, ampuni bundamu ya nak...? serunya berulang-ulang sambil membenturkan kepalanya ketanah, dan segera terdengar tangis yang meledak-ledak dengan penuh berurai air mata membanjiri tanah pusara putra tercintanya yang kini telah pergi untuk selama-lamanya.

Sepanjang persahabatan kami, rasanya baru kali ini saya menyaksikan Dewi menangis dengan histeris seperti ini.

Lalu terdengar lagi Dewi berteriak-teriak histeris "Bangunlah Bayu sayaaangku....Bangun Bayu cintaku, ayo bangun nak.....?!?" pintanya berulang-ulang, "Bunda mau mandikan kamu sayang.... Tolong Beri kesempatan Bunda sekali saja Nak.... Sekali ini saja, Bayu.. anakku...?" Dewi merintih mengiba-iba sambil kembali membenturkan kepalanya berkali-kali ke tanah lalu ia peluki dan ciumi pusara anaknya bak orang yang sudah hilang ingatan. Air matanya mengalir semakin deras membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Bayu.

Senja semakin senyap, aroma bunga kamboja semakin tercium kuat manusuk hidung membuat seluruh bulu kuduk kami berdiri menyaksikan peristiwa yang menyayat hati ini...tapi apa hendak di kata, nasi sudah menjadi bubur, sesal kemudian tak berguna. Bayu tidak pernah mengetahui bagaimana rasanya dimandikan oleh orang tuanya karena mereka merasa bahwa banyak hal yang jauh lebih penting dari pada hanya sekedar memandikan seorang anak.

Semoga kisah ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua para orang tua yang sering merasa hebat dan penting dengan segala kesibukannya.

Garuda Tak Terpatahkan Harimau

Jakarta - Berlaga di kandang Malaysia bukanlah sebuah hal yang menakutkan bagi Indonesia. Dari catatan pertemuan, meski tampil di kandang sendiri Harimau Malaya sulit menaklukkan tim Garuda.

Malaysia menghadapi Indonesia di final Piala AFF 2010. Leg pertama digelar di Stadion Bukit Jalil, akhir pekan ini. 

Indonesia layak optimistis karena Negeri Jiran sulit menaklukkan Merah Putih dalam laga yang dilangsungkan di Malaysia. 

Statistik dari footballdatabase.eu menunjukkan kekalahan terakhir Indonesia di markas Malaysia terjadi 25 Agustus 1989 di babak grup SEA Games. Saat itu Ricky Yacob dkk. takluk 0-2. 

Setelah itu Indonesia tercatat enam kali melawat ke markas Malaysia dan tak pernah kalah. Dua kemenangan diraih di kandang Malaysia, salah satunya dengan skor mantap 4-1 di semifinal Piala AFF 2005.

Hasil teraktual yang didapat Indonesia ketika berlaga di Negeri Jiran adalah imbang 1-1 di babak grup Meredeka Cup 2006. 


10 Pertemuan Terakhir Malaysia vs Indonesia

Tanggal - Ajang - Babak - Skor Akhir

23 Agst 2006 - Merdeka Cup - Final - Malaysia 1 : 1 Indonesia
03 Jan 2005 - Tiger Cup - Semifinal - Malaysia 1 : 4 Indonesia
17 Mar 2004 - Ujicoba - Malaysia 0 : 0 Indonesia
26 Sept 2003 - Ujicoba - Malaysia 1 : 1 Indonesia
02 Mar 1996 - Asian Cup Qual. Group 4 - Malaysia 0 : 0 Indonesia
06 Feb 1991 - Ujicoba - Malaysia 1 : 2 Indonesia
25 Agst 1989 - SEA Games  - Malaysia 2 : 0 Indonesia
08 Des 1988 - Ujicoba  - Malaysia    0 : 0    Indonesia
01 Agst 1984 - Ujicoba - Malaysia    2 : 2    Indonesia
05 Agst 1982 -  Merdeka Cup 1st Stage - Malaysia    0 : 2    Indonesia


Sumber: Detik.com