Jumat, 17 September 2010

SIKAP Kita

SIKAP adalah sebuah media yang merupakan bentuk kepeduliaan  terhadap perkembangan Pers Mahasiswa yang setiap harinya makin menurun, dan kurangnya minat mahasiswa dalam hal tulis-menulis serta penerbitan dalam dunia jurnalistik..
 Isi yang diisampaikan sikap lebih  mengenai tentang fenomena sosial sosila yang terjadi disekitar mahasiswa, namun sikap tidak terlampau serius yang berisikan tulisan-tulisan yang sulit dicernah, tetapi diselingi dengan informasi-masi yang ringan,
SIKAP merupakan nama buletin dari awal ketika Gerakan Masiswa Sosialis Jakarta raya diberntuk, namun beberapa kali berganti nama dan kemudian kemali lagi ke Sikap pada tahun ke enam tepatnya februari 2010.
 Kembali sikap diawali dengan edisi Imlek, edisi berisi tetang ideologi yang lebih mengkhususkan ke sosialisme.  Sosialis itu sendiri berasal dari kata latin socius yang artinya teman. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang heterogen, ini dapat terlihat dari adanya ragam agama, budaya, bahasa dan etnis yang ada di negara ini. Akan tetapi hal ini tidak membuat masyarakat kita saling membenci satu sama lain. Apa alasannya? Hal ini disebabkan adanya kesamaan prinsip dalam hal saling menghormati dan menjalankan nilai-nilai universal yang digunakan sebagai landasan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai universal inilah yag kemudian digunakan oleh GMS UNAS sebagai Nilai Dasar Perjuangan (Guilding Principles), yaitu;      Kemanusiaan, Keadilan, Kebebasan, Kerakyatan/Demokrasi, Kesetaraan dan Solidaritas.
Kemudian dalam edisi ini juga berisi tentang Perguruan tinggi yang lebih ke arah komersil karena Berbagai kebijakan-kebijakan kampus yang diambil atas dasar profit oriented semata kini justru menjadikan kampus sangat berkurang fungsinya sebagai lembaga pendidikan. Yang terlihat dan yang dirasakan kini, Perguruan Tinggi (PT) semakin menjelma menjadi PT (Perseroan Terbatas). Dimana segala sesuatunya uang, uang, uang dan uang. Pembahsan selanjutnya adalah mengenai perdangan wanita
Dewasa ini, perdagangan perempuan sebagai produk seksual telah mencapai titik yang sangat memprihatinkan. Dalam bisnis haram ini, kaum hawa dijadikan pekerja rumah, budak seks, atau sebagai produk ekspor, yang mendatangkan keuntungan milyaran dolar.
Pasca edisi Sikap yang pertama ditahun ke enam kemudian edaksi melanjutkan lagi pada edsi kedua dibulan kedua, pada edisi kali ini sikap Mengenalkan kembali sosok Sutan Sjahrir kepada publik Indonesia di masa pasca kemerdekaan.  membawa suasana yang revolusioner dan penuh kebanggaan akan praktik diplomasi luar negerinya sehingga membuat negeri Indonesia diakui keberadaannya di dunia internasional
.Dalam memperingati 101 tahun Sutan Sjahrir yang jatuh pada 5 Maret 2010 maka redaksi mengangkat relevansi pemikiran dan gaya diplomasi si bung kecil tersebut untuk mengisi rubrik Cover Story,         
Gayungpun bersambut akhirnya sikappun melanjutkan ke edsi tiga kali ini redaksi coba mengankat masalah  Lingkungan hijau, bersih dan sehat yang menjadi harapan kita semua yang tinggal di muka bumi ini. Bahkan mungkin itulah angan-angan kita agar anak serta cucu kita nantinya tetap dapat merasakan udara bersih, air yang bersih, lingkungan sehat serta tempat tinggal yang nyaman.
Diselah-selah kampanye penghijauan redaksi tetap mengkrtik produk kampus yang banyak merugikan mahasiswa salah satunya adalah SPA (Sentral Pelayanan Akademik) karena kesulitan untuk mendapatkan izin saat melakukan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan, baik di tingkat himpunan mahasiswa jurusan, senat mahasiswa, badan perwakilan mahasiswa, dan juga unit kegiatan mahasiswa.
                Tidak hanya itu, kawan-kawan mahasiswa yang sedang mengalami sakit ringan (flu, batuk, pusing dsb) dan tidak perlu datang ke dokter pun kini harus melampirkan surat keterangan sakit dari dokter.
Edisi selanjutnya merupakan edsis perlawan, edisi keempat ini jatuh pada bulan mei, pada bulan ini banyak sekali terjadi pelanggaran HAM peristiwa penting yang terjadi dibulan Mei, karena banyak sekali sejarah yang tercipta dibulan mei, perjuangan mahsiswa 98 yang menelan korban, bahkan ibu sumaesih ibu dari almarhum wawan salah satu korban masih mersakan sedih itu, dibulan yang sama pada tahun yang berbeda tepatnya 2008 terjadi pelanggaran HAM diUniversitas Nasional yang memakan korban yaitu Maftuh fauzi, di edsi ke empat ini merupakan memoriam kejadian-kejadian sejarah yang terjadi di bulai mei.
                Begitu lah perjalan SIKAP yang mencoba menata kemabli PERS mahasiswa Semoga apa yang coba redaksi sajikan darti berbagai edisi dapat menjadi persembahan berharga bagi tumbuh kembangnya kembali kehidupan pers Mahasiswa yang seakan-akan hidup segan mati tak mau.
Indra.red

Kota Kita - Jakarta

Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta), adalah ibu kota negara Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Dahulu Jakarta pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa (sebelum 1527), Jayakarta (1527-1619), Batavia, Betawi, atau Jacatra (1619-1942), dan Djakarta (1942-1972).
                Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan : 6.977,5 km²), dan dengan penduduk berjumlah 7.552.444 jiwa (2007). Wilayah metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 23 juta jiwa, merupakan metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan keenam dunia. Kini wilayah Jabotabek telah terintegrasi dengan wilayah Bandung Raya, dimana populasi megapolitan Jabotabek-Bandung Raya berjumlah sekitar 30 juta jiwa, yang menempatkan wilayah ini di urutan kedua dunia, setelah megapolitan Tokyo.
                Namun sebagi kota metropolitan terbesar keenam didunia tentulah Jakarta memiliki permasalahan yang kerap timbul sehari-hari, sebut saja kemacetan yang tak kunjung habis mulai dari pagi hingga malam hari, genangan air di jalan-jalan ibukota serta banjir kala hujan datang, besarnya jumlah penggangguran yang berakibat pula pada tingginya angka kriminalitas, kemudian moda transportasi massal yang kurang terinteggrasi dan efektif, serta setumpuk permasalahan yang datang silih berganti di ibukota negara Republik Indonesia ini.
                Segudang permasalahan tadi tentunya bukan tanpa upaya penanganan, namun yang menjadi masalah ialah penuntasan penanganan permasalahan yang kerap setengah-setengah dari pemerintah. Namun akan lebih baik lagi jika kita juga turut serta aktif menjaga serta memelihara lingkungan tempat dimana kita tinggal ini. Mulai dari hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, menggunakan fasilitas umum sebagaimana mestinya, dan juga menjaga agar lahan terbuka hijau tetap terpelihara demi masa depan anak cucu kita kedepannya.

F.A.red

Come Together With Us

Masa kuliah adalah masa transisi penting seseorang dalam fase kehidupannya. Seseorang yang mengambil jenjang perkuliahan. Apapun perkuliahannya, sering kali kurang memanfaatkan waktu kuliah dia dengan optimal. Hal ini seperti yang penulis alami, oleh karena itu berangkat dari pengalaman tersebut, kiranya penulis akan berbagi pengalaman.
Transisi masa sekolah berseragam (SMA) menuju jenjang yang lebih tinggi (mahasiswa) merupakan momentum yang berharga untuk seseorang. Perubahan lingkungan, perubahan sistem, membuat sesorang menentukan jati dirinya. Kebiasaan-kebiasaan lama yang terkungkung oleh aturan-aturan ketat, membuat seseorang seakan-akan, menjadi seseorang yang bebas lepas. Mau berbuat apapun, pilihan ada ditangannya. Banyak disayangkan, ketika seseorang sudah mulai memasuki jenjang perkuliahan, bagaikan anak kecil dengan perahu sampan hendak mengarungi ganasnya gelombang Altantik, Bagaimana dia bisa bertahan ???
Dunia perkuliahan menuntut kita, mandiri –berdiri di atas kaki kita sendiri–, oleh karena itu jalan seseorang bisa bermacam-macam, Ada yang menempuh jalan kiri, jalan kanan, jalan naik bisa juga jalan turun, jalan lurus, ataupun jalan berkelok-kelok, semua terserah pada masing-masing pribadi.
Patut disadari, terlepas dari semua hal tersebut, kiranya seseorang harus menyadari posisinya, tujuannya dan langkah-langkah yang harus ditempuh, dengan seperti itu dia mempunyai dasar-dasar, pegangan yang dengannya dia bertahan menjadi seorang mahasiswa yang sukses.
“Bukankah kita pernah mendengar berhasilnya seorang pelaut mengarungi samudra dengan sebuah perahu kecil, dengan berbekal layar, dayung, makanan, minuman? Begitupula serang mahasiswa, dengan berbekal ilmu, akal, attitude, semangat, dan keyakinan diaduk, dicapur dengan air menjadi sebuah sebuah kata yang menjadi harapan kita semua ………..”SUKSES”
Dunia perguruan tinggi sungguh berbeda dengan dunia sekolah menengah (atas dan pertama). Dunia sekolah menengah adalah periode yang dipenuhi suka cita, egoisme, kegundahan khas remaja, dan cita-cita hidup yang masih didominasi oleh ukuran-ukuran material dan pragmatis. Dunia perguruan tinggi berbeda, seolah membukakan segalanya sambil menjelaskan ‘It's the real life'. Penuh warna dan pertarungan pembentukan jatidiri yang diukur dengan spirit intelektualisme, karya dan akhirnya pengakuan. Hidup tidaklah sesederhana yang dipikirkan sebelumnya, namun tetap menyimpan misteri potensi keindahan dan sukacita yang lebih luas, berwarna, dan mendalam. Semuanya bermula dari kesadaran historis pembentukan dan perjalanan bangsa serta posisi strategis mahasiswa didalamnya. Menuntut ilmu merupakan keharusan bagi semua manusia. Ilmu pengetahuan merupakan salah satu perangkat hidup yang sangat penting bagi pelaksanaan peran dan fungsi manusia. Di Indonesia, proses transfer ilmu pengetahuan dan aktivitas pendidikan telah membangun komitmen untuk mengangkat harkat dan martabat hidup pribumi yangmenjadi arah pembangunan tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mahasiswa adalah peserta didik di perguruan tinggi yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran di perguruan tinggi. Sinergisitas perguruan tinggi dan mahasiswa dalammenjalankan tridharma perguruan tinggi akan menghasilkan suatu inovasi dari tridharmaperguruan tinggi sebagai suatu sistem dalam mencetak SDM yang berkualitas. Dalam kaitan pembentukan SDM yang berkualitas itulah, kita melihat betapa pentingnya peranan perguruan tinggi sebagai jenjang tertinggi dalam system pendidikan formal dinegara kita yang hendaknya dapat menghasilkan tenaga-tenaga ahli dan dapat pula mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai lembaga yang melaksanakan pendidikan tinggi, Perguruan Tinggi atau Universitas mempunyai tiga fungsi utama yaitu :
1. pendidikan dan pengajaran
2. penelitian dan pengembangan
3. Pengabdian pada masyarakat

Ketiga fungsi tersebut lebih dikenal sebagi TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI yang harus dikembangkan secara simultan dan bersama-sama. Penelitian harus menjunjung tinggi kedua dharma yang lain. Penelitian diperlukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi. Untuk dapat melakukan penelitian diperlukan adanya tenaga-tenaga ahli yang diasilkan melalui proses pendidikan. Ilmu pengetahuan yang dikembangkan sebagi hasil pendidikan dan penelitian itu hendaknya diterapkan melalui Pengabdian pada masyarakat sehingga masyarakat dapat memanfaatkan dan menikmati kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Dengan memperhatikan uraian diatas , semakin jelaslah hubungan antara Tri Dharma tersebut. Tri Dharma Perguruan Tinggi ini sebenarnya menerapkan fungsi perguruan tinggi yang universal. Artinya bukan hanya di Indonesia saja. Tri Dharma perguruan tinggi juga terdapat di negara maju lainnya. Hanya saja dalam hal ini di Indonesia dinyatakan secara eksplisit, sehingga setiap warga negara khususnya warga perguruan tinggi akan senantiasa sadar akan tugasnya. Dengan demikian dalam menjalankan kegiatannya tidak menyimpang dari tugas yang telah ditetapkan seperti tersebut diatas. Agar dapat lebih mengahayati makna dari perguruan tinggi, marilah kita tinjau ketiga dharma itu secara lebih mendalam

1. Pendidikan dan Pengajaran. Pengertian pendidikan dan pengajaran disini adalah dalam rangka meneruskan pengetahuan atau dengan kata lain dalam rangka transfer of knowledge ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan melaui penelitian oleh mahasiswa di pergurun tinggi. Dalam pendidikan tinggi dinegara kita dikenal dengan istilah strata, mulai dari strata satu (S-1) yaitu merupakan pendidikan program sarjana, strata dua (S-2) merupakan program magister dan strata tiga (S-3) yaitu pendidikan doktor dalam suatu disiplin ilmu, serta pendidikan jalur vokasional/non gelar (diploma).

2. Penelitian dan pengembangan. Kegiatan penelitain dan pengembangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa penelitian, maka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi terhambat. Penelitian ini tidaklah berdiri sendiri, akan tetapi harus dilihat keterkaitannya dalam pembangunan dalam arti luas. Artinya penelitian tidak semata-mata hanya untuk hal yang diperlukan atau langsung dapat digunakan oleh masyarakat pada saat itu saja, akan tetapi harus dilihat dengan proyeksi kemasa depan. Dengan kata lain penelitian diperguruan tinggi tidak hanya diarahkan untuk penelitian terapan saja, tetapi juga sekaligus melaksanakan penelitian ilmu-ilmu dasar yang manfaatnya baru terasa penting artinya jauh dimasa yang akan datang.

3. Pengabdian pada masyarakat. Dharma pengabdian pada masyarakat harus diartikan dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dikembangkan di perguruan tinggi, khususnya sebagai hasil dari berbagai penelitian. Pengabdian pada masyarakat merupakan serangkaian aktivitas dalam rangka kontribusi perguruan tinggi terhadap masyarakat yang bersiafat kongkrit dan langsung dirasakan manfaatnya dalam waktu yang relatif pendek. Aktivitas ini dapat dilakukan atas inisiatif individu atau kelompok anggota civitas akademika perguruan tinggi terhadap masyarakat maupun terhadap inisiatif perguruan tinggi yang bersangkutan yang bersifat nonprofit (tidak mencari keuntungan). Dengan aktivitas ini diharapkan adanya umpan balik dari masyarakat ke perguruan tinggi, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih lanjut.

Ayu Mbob.red

Senin, 13 September 2010

Gadget

Siapa diantara kita yang tidak memiliki telepon seluler (mobile phone). Benda yang satu itu kerap kali mengalami inovasi semenjak diproduksi pada akhir tahun ‘90-an. Telepon seluler atau yang biasa kita sebut handphone ini merupakan pengembangan dari telepon konvensional yang menggunakan kabel. Kemudian berkembang menjadi telepon tanpa kabel yang mampu mengirimkan pesan teks. Bahkan kini handphone sudah seperti menjadi kebutuhan pokok, ibarat kata tanpa benda tersebut kita bisa mati gaya.
Betapa tidak, teknologi dalam sebuah handphone kini mampu melakukan apapun mulai dari memotret, membuat video, mendengarkan musik, hingga membuka internet pun sudah dapat dilakukan menggunakan benda kecil seukuran genggaman ini. Perangkat dengan segenap inovasi teknologinya ini pun kerap kita sebut dengan gadget.
Gadget (Bahasa Indonesia: acang) adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa Inggris untuk merujuk pada suatu peranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis spesifik yang berguna yang umumnya diberikan terhadap sesuatu yang baru. Gadget dianggap dirancang secara berbeda dan lebih canggih dibandingkan teknologi normal yang ada pada saat penciptaannya.
Jika dahulu orang mengenal computer (personal omputer) kini orang akan lebih tertarik pada laptop dan notebook. Jika dulu orang menggunakan walkman, kini orang akan lebih memilih MP3 dan MP4. Dan jika kemarin orang gembar-gembor dengan IPod, kini orang akan lebih sesumbar dengan IPad.
Jadi sudah barang tentu piranti apapun yang mengalami inovasi terus-menerus terhadap teknologi sebelumnya sudah dapat dikatakan gadget. Jadi berapa banyak sih gadget yang kamu punya.

Penulis: FA   I  Admin: FA

Sabtu, 11 September 2010

“Sosialisme tanpa Demokrasi adalah Kediktatoran, Demokrasi tanpa Sosialisme adalah Ketidakadilan”

“Sosialisme tanpa Demokrasi adalah Kediktatoran,
Demokrasi tanpa Sosialisme adalah Ketidakadilan”

(Sutan Sjahrir)

Apa yang muncul dalam benak kita ketika mendengar kata “Sosialis”? Sosialis itu sendiri berasal dari kata latin socius yang artinya teman. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang heterogen, ini dapat terlihat dari adanya ragam agama, budaya, bahasa dan etnis yang ada di negara ini. Akan tetapi hal ini tidak membuat masyarakat kita saling membenci satu sama lain. Apa alasannya? Hal ini disebabkan adanya kesamaan prinsip dalam hal saling menghormati dan menjalankan nilai-nilai universal yang digunakan sebagai landasan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai universal inilah yag kemudian digunakan oleh GMS UNAS sebagai Nilai Dasar Perjuangan (Guilding Principles), yaitu;      Kemanusiaan, Keadilan, Kebebasan, Kerakyatan/Demokrasi, Kesetaraan dan Solidaritas.

Sosialisme dipahami sebagai nilai, ide, gagasan dan perjuangan dalam membebaskan manusia dari penghisapan, penindasan, dominasi, dan penghinaan oleh manusia yang lainnya. Ada yang mendasarkan gagasannya pada agama dan karena itu disebut sosialisme-religius. Salah satu tokohnya adalah H.O.S Tjokroaminoto yang merupakan pelopor berdirinya SDI (Serikat Dagang Islam). Beliau juga seorang penulis, salah satu karyanya yang cukup dikenal adalah sebuah buku dengan judul “Sosialisme dan Islam”. Tokoh sosialis lainnya yang juga cukup kita kenal namanya adalah Soe Hok Gie, Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir dan Sutan Takdir Alisjahbana.

GMS UNAS adalah organisasi yang didirikan pada 5 November 2004 di Kampus Perjuangan, Universitas Nasional dan mendasarkan prinsip dan ideologinya pada Sosialisme Kerakyatan, yaitu sosialisme yang menjunjung tinggi derajat kemanusiaan dengan mengakui dan menjunjung tinggi persamaan derajat tiap manusia agar tiap-tiap individu dapat mengaktualisasikan segala potensi yang ada pada dirinya.

Sudah saatnya bangsa ini terbebas dari segala bentuk penindasan dan ketidakadilan, karena seluruh rakyat Indonesia memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kesejahteraan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Mari berjuang bersama merebut kedaulatan rakyat…!!!

102 Tahun Memperingati Sutan Takdir Alisjahbana

“Satu bumi, satu umat manusia, satu nasib, satu masa depan.
Sekarang ini semua kebudayaan dunia adalah kebudayaan saya”

Hari ini 11 Februari 2010, adalah 102 tahun memperingati Sutan Takdir Alisjahbana. Pada umumnya orang mengingatnya sebagai penulis novel Layar Terkembang dan sebagai pemimpin redaksi majalah sastra dan budaya, Pudjangga Baru. Namun, sumbangan utamanya sebetulnya bukan dalam bidang sastra, melainkan dalam bidang bahasa dan kebudayaan. Ia memodernisasikan bahasa Indonesia sehingga dapat menjadi bahasa nasional negara modern yang merdeka yang ikut mempersatukan Nusantara.

Terdapat dua buah kebudayaan, pertama yang dinamakan kebudayaan progresif (dikuasai nilai ilmu dan nilai ekonomi yang melahirkan teknologi) dan kebudayaan ekspresif (kebudayaan tradisional yang dikuasai oleh nilai-nilai agama dan seni). Yang pertama berdasarkan intuisi, perasaan, dan imajinasi, tulis Takdir di tahun 1986. Bagi Takdir, kebudayaan adalah totalitas ilmu, teknologi, dan agama. Ia pendiri Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan (YMIK) serta Universitas Nasional, ia sempat lama jadi rektor. Ia tak pernah letih menganjurkan penerjemahan karya-karya asing secara besar-besaran. (red)