Kamis, 10 Februari 2011

Aktivis Sosialis Rancang Penggulingan SBY

DENPASAR,- Pengamat politik yang juga mantan aktivis jurnalis anti Soeharto, Jus Soema di Praja menegaskan kalau Presiden SBY tak bisa dipertahankan. Untuk itu, Jus yang juga aktivis gerakan sosialis mulai merancang skenario untuk menggulingkan rezim SBY. “Jika tetap dipertahankan bisa menjadi bahaya, karena akan  mengarah pada otoritarianisme".

Buktinya, sedini mungkin SBY menyiapkan penyambung tahta kekuasaannya kepada anak dan istrinya yang mulai digadang-gadang,” kata Jus, yang juga mantan wartawan Kompas yang memilih keluar karena Kompas akhirnya menandatangani kesepakatan untuk tunduk dan patuh pada Presiden Soeharto kala itu, agar tidak dibredel pada 26 Januari 1978.

Ditemui di sela-sela pertemuan jaringan aktivis Gerakan Mahasiswa Sosialis (GEMSOS) se-Indonesia, Selasa (8/2) kemarin, ia menjelaskan, situasi politik di Indonesia saat ini terjadi malah semakin buruk. Selain otoritarianisme yang telah dijelaskan, ia juga menyinggung keluhan Presiden yang meminta agar gajinya dinaikkan. Dikatakan, aktivis buruh jika ingin gajinya naik, maka ia terlebih dahulu mendesaknya melalui aksi demonstrasi. “Kalau SBY mau gajinya naik, maka demo dirinya sendiri. Kita tidak butuh pemimpin seperti itu. Sekali lagi saya tekankan kalau SBY tak bisa dipertahankan,” tegas Jus yang juga aktivis sosialis ini.

Penggagas dan pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI) ini melanjutkan, tak ada jalan lain untuk keluar dari problematika politik dewasa ini kecuali harus bangkit dan merebut kekuasaan. “Biar anak muda yang memimpin bangsa ini. Setiap daerah harus dipimpin oleh anak-anak muda. Maka sebaiknya SBY mundur saja,” tekan dia.

Pada saat bersamaan, lanjut Jus, media massa terkooptasi dengan kepentingan politik penguasa. Alhasil, kolaborasi antara penguasa dan penyebar berita itu makin menyolidkan barisan kekuasaan dan menenggelamkan borok penguasa. “Arus informasi begitu simpangsiur. Pada saat yang sama, wartawan hari ini malah menunggu, bukan mencari berita. Ini yang kadang membuat saya kesal dengan wartawan belakangan ini. Apakah kita akan diamkan situasi seperti ini? Jaman saya, sakingganasnya media massa sampai membuat penguasa (Soeharto, red) gerah, dan membredel media. Tak hanya itu, ancaman penjara juga menghadang, tapi kita tak gentar. Kok di era kebebasan seperti ini wartawan malah melempem,” sentil Jus, yang juga mantan wartawan Harian Indonesia Raya itu.

Sementara itu, Koordinator GEMSOS Bali, Komang Arya Ganaris mengatakan, upaya untuk melakukan pendongkelan terhadap SBY tak lain harus dilakukan dengan cara mengonsolidasikan masyarakat terdidik kelas menengah. “Konsolidasi di tingkat mahasiswa mutlak harus segera dilakukan. Pun halnya dengan gerakan pemuda, harus sudah dipersatukan dan diarahkan pada itikad untuk memperbaiki kondisi bangsa. Kedua komponen itu yang nantinya akan mengolaborasi dan mengelaborasi gerakan mereka bersama buruh, petani, nelayan dan komponen lainnya,” urai pria yang akrab disapa Bobby Ganaris ini.



Sumber: PedomanNews.com   I   Penulis: Bobby Andalan   I   Admin: FA

0 komentar: