Rabu, 23 Februari 2011

Jebakan Logika Irasional Valentine's Day

Perayaan hari Valentine termasuk salah satu hari raya bangsa Romawi paganis (penyembah berhala), di mana penyembahan berhala adalah agama mereka semenjak lebih dari 17 abad silam. Perayaan valentin tersebut merupakan ungkapan dalam agama paganis Romawi kecintaan terhadap sesembahan mereka.

Perayaan Valentine's Day memiliki akar sejarah berupa beberapa kisah yang turun-temurun pada bangsa Romawi dan kaum Nasrani pewaris mereka. Asal muasal kata valentine adalah berasal dari seorang pendeta yang hidup di Roma pada abad ke-III bernama Valentine.

Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam. Ia sangat membenci kaisar tersebut. Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamya.

Namun sayangnya keinginan ini tidak didukung. Para pria enggan terlibat dalam peperangan. Karena mereka tak ingin meninggalkan keluarga dan kekasih hatinya. Hal ini membuat Claudius marah, dia segera memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.

Claudius berfikir bahwa jika pria tidak menikah, mereka akan senang hati bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan. Pasangan muda saat itu menganggap keputusan ini sangat tidak masuk akal. Karenanya St. Valentine menolak untuk melaksanakannya.

St. Valentine tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia. Aksi ini akhirnya diketahui oleh kaisar yang segera memberinya peringatan, namun ia tidak menggubris dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin.

Sampai pada suatu malam, ia tertangkap basah memberkati salah satu pasangan. Pasangan tersebut berhasil melarikan diri, namun malang St. Valentine tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis hukuman mati dengan dipenggal kepalanya. Bukannya dihina oleh orang-orang, St. Valentine malah dikunjungi banyak orang yang mendukung aksinya itu. Mereka melemparkan bunga dan pesan berisi dukungan di jendela penjara dimana dia ditahan.

Salah satu dari orang-orang yang percaya pada cinta kasih itu adalah putri penjaga penjara sendiri. Sang ayah mengijinkan putrinya untuk mengunjungi St. Valentine. Tak jarang mereka berbicara lama sekali. Gadis itu menumbuhkan kembali semangat sang pendeta. Ia setuju bahwa St. Valentine telah melakukan hal yang benar alias benul eh betul.

Pada hari saat ia dipenggal alias dipancung kepalanya, yakni tanggal 14 Februari, St. Valentine menyempatkan diri menuliskan sebuah pesan untuk gadis putri sipir penjara tadi, ia menuliskan Dengan Cinta dari Valentinemu.

Pesan itulah yang kemudian mengubah segalanya. Kini setiap tanggal 14 Februari orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang. Orang-orang yang merayakan hari itu mengingat St. Valentine sebagai pejuang cinta, sementara kaisar Claudius dikenang sebagai seseorang yang berusaha mengenyahkan cinta.

Hari raya ini diasosiasikan dengan ucapan umum cinta platonik "Happy Valentine's", yang bisa diucapkan oleh pria kepada teman wanita mereka, ataupun, teman pria kepada teman prianya dan teman wanita kepada teman wanitanya. Sementara sebagian orang menganggap hari Valentine sebagai momen yang paling sulit, penuh tekanan sekaligus dangkal karena semakin panjang periode sebuah hubungan cinta, semakin besar tekanan yang pasangan itu alami karena menipisnya ide-ide orisinal. 

Para remaja perempuan dan laki-laki (terutama) terjebak dalam logika yang irasional pada umumnya dan mereka menganggap ini rasional. Bahwa Valentine Day merupakan budaya barat yang diterima lugas oleh mereka tanpa filter, sehingga seolah-olah pindah budaya secara utuh dan mulai mengabaikan budya ketimuran kita yang di kenal dengan budaya yang santun.

Para remaja mengasosiasikan hari tersebut sebagai hari kencan bagi yang sudah berpasangan (pacaran) dan momoent yang tepat untuk mencari pacar. Beberapa gadis atau perjaka merasa tertekan jika tidak memiliki pacar pada saat hari valentine berlangsung. Jadi valentine menjadikan target bagi remaja untuk mendapat pasangan, untuk berkencan, untuk mengejar kesenangan masa remaja mereka. Menjadikan hari tersebut sebagai hari untuk mengungkapkan cinta (erotik)kepada pacarnya.Kadang pasangan tersebut menghabiskan waktu semalaman berdua untuk menikmati hari kasih sayang dengan aplikasi versi mereka, bukan tidak mungkin bisa saja terjadi aktivitas yang melanggar norma sosial ataupun agama.

Tradisi memberikan hadian pada valentine day juga menjadikan meningktnya konsumerisme di kalangan remaja. Bunga Mawar yang biasanya satu tangkai seharga Rp.1000 bisa naik sampai Rp. 5.000, coklat dan pernak pernik hati menjadi komoditi yang sangat laku di pasar, memang ini menggerakkan pasar, namun dalam kacamata konsumrisme semakin meningkatnya daya konsumsi pada remaja.

Melihat beberapa dampak negatif yang dapat di timbulkan oleh perayaan valentine pada remaja, semestinya dapat disikapi dengan benar bahwa: Kasih sayang harus di berikan kepada seluruh anggota Keluarga, orang -orang yang kita cintai, bukannya hanya kepada kekasih sebagai cinta (erotik).kasih sayang harus diberikan kepan saja, bukan hanya satu tahun sekali. Mewaspadai penetrasi budaya yang dapat merugikan secara sosial dan budaya.

Tak dapat dipungkiri perayaan hari kasih sayang yang tadinya hanya dirayakan oleh masyarakat di negara-negara barat kemudian juga dirayakan oleh masyarakat di negara belahan dunia yang lain, bisa dikatakan hari raya ini ini merupakan  perayaan terbesar kedua setelah Natal dalam perkembangannya, tradisi merayakan valentine tidak hanya menyangkut ungkapan cinta dan kasih sayang dari pria dan wanita yang dimabuk cinta entah sebagai sepasang kekasih atau suami istri, tetapi juga meluas dari anak kepada orang tua, murid kepada guru, kepada sahabat baik, dan bahkan bawahan kepada atasan. Semua hal ini sudah pasti sangat mengutungkan dari sisi bisnis, terlebih lagi dalam budaya pop yang menglobalisasi, dimana bagi pasangan yang sedang jatuh cinta tidak merayakan hari valentine malah seperti mahluk asing. Bahkan banyak wanita yang menyerahkan keperawanannya kepada pria yang dicintainya pada hari valentine, tentunya setelah melewati perayaan makan malam yang romantis, ungkapan cinta dan juga hadiah, seperti yang banyak dilakukan oleh para remaja di Jepang.

Mungkin ada diantara kita, entah pria atau wanita [ terutama wanita ] yang akan bete, cemberut atau ngambek dan kemudian minta putus ! dimana pada saat hari valentine pasangannya seperti bersikap biasa-biasa saja, tidak menberikan ucapan berupa ungkapan mesra baik berupa sms atau kartu ucapan, apalagi memberikan hadiah ! Kenapa itu terjadi ? Yaitu, karena trend dan budaya pop yang sedemikian besar mempengaruhi kehidupan kita.

Yang justru menganehkan adalah dalam kondisi globalisasi dijaman sekarang, dimana hari valentine begitu didengungkan dengan keagungan serta kesucian dari cinta dan kasih sayang baik dalam ungkapan kata-kata entah via sms, bbm, atau kartu ucapan bahkan juga dengan hadiah coklat
, bunga mawar pink dan mungkin perhiasan berlian bagi yang mampu, adalah tingkat perceraian dan perselingkuhan yang semakin tinggi dalam kehidupan masyarakat kita ! Logikanya adalah seharusnya dengan semakin meriahnya perayaan hari kasih sayang, seharus kehidupan pasangan kekasih atau suami istri menjadi lebih bahagia, lebih pengertian, lebih sabar dan mau saling memaafkan, sehingga tingkat perselingkuhan dan perceraian menjadi berkurang ! Tetapi bukankah saat ini yang terjadi adalah sebaliknya ? Bahkan dikalangan rohaniwan dan pemuka agama, perselingkuhan serta perceraian juga semakin meningkat ! Tidak percaya ?

Apakah kehidupan masyrakat yang serba modern, instant dan cepat berubah-ubah, sehingga kita seperti kejar-kejaran dengan waktu menyebabkan hari valentine menjadi hari yang “sakral “ atau khusus untuk mengungkapkan kasih sayang kepada orang yang paling kita sayangi, kasihi dan cintai dengan sepenuh hati, sementara di hari-hari lain sepertinya tidak ada waktu Itulah yang disebut anomali valentine day !

Setiap kita dapat dikelompokkan dalam dua jenis individu, yaitu pertama, orang yang dipengaruhi dan kedua, orang yang mempengaruhi.

Menurut Anda, saat ini berada di posisi yang mana, mempengaruhi atau dipengaruhi?

Penulis: Mbob   I   Editor: Indra Nst

0 komentar: