Sabtu, 15 Januari 2011

Wanita Lebih Menginginkan Pria Kaya Dibandingkan Karir

Event 01 Jika selama ini digembar-gemborkan emansipasi membuat wanita ingin hidup lebih mandiri dan tidak bergantung kepada pria, tidak begitu dengan hasil studi yang dilakukan Catherine Hakim, seorang ekonom dari London School of Economics. Dilaporkan, kebanyakan wanita ingin menikah dengan pria yang penghasilannya lebih besar.

Dalam hasil studi yang dipublikasikan Centre for Policy Studies, Hakim menyarankan agar pria mendominasi posisi puncak karena wanita sejatinya tidak menginginkan karir dalam dunia bisnis. Dia juga mengkritisi kebijakan PM Inggris David Cameron yang mendukung ide agar perusahaan-perusahaan terkemuka menambah kuota peranan wanita untuk jajaran direksi.

"Aspirasi wanita adalah menikah. Kebanyakan yang terjadi di Eropa, mereka mencari pria berpendidikan lebih baik dan berpenghasilan lebih tinggi. Wanita yang demikian terus menggunakan pernikahan sebagai alternatif atau suplemen untuk pekerjaan mereka," ujarnya seperti yang dilansir Dailymail, Selasa (4/1).

Data riset yang dilakukan oleh Hakim di Inggris dan Spanyol berhasil memaparkan bahwa sebanyak 20% wanita Inggris menikah dengan pria yang pendidikannya lebih baik dari pada mereka sendiri di tahun 1949. Pada tahun 1900, presentase wanita memutuskan untuk menikah meningkat menjadi 38%, dengan pola yang sama dan berulang di sejumlah negara di Eropa, Amerika Serikat, dan Australia.

Studi tersebut juga menyimpulkan, bahwa kesetaraan dalam keluarga, dimana suami dan istri berbagi pekerjaan, mengasuh anak, dan pekerjaan rumah tangga, adalah sesuatu yang dianggap tidak ideal. "Dengan demikian tidak mengherankan, umumnya istri memperoleh penghasilan yang lebih sedikit dari suaminya. Hal ini pulalah yang membuat keputusan masuk akal untuk mengambil dana dari biaya pengasuhan anak. Namun, banyak wanita yang tidak mengakui ingin menjadi ibu rumah tangga, bahkan untuk pasangan mereka sendiri. Ini sangat politis," papar Hakim yang penelitiannya didasarkan pada perbedaan cara membayar antara pria dan wanita.

Hakim juga menuduh kaum feminis telah menjual serangkaian mitos bahwa wanita ingin mandiri sebagai 'amunisi politik'. "Wanita saat ini memiliki banyak pilihan daripada pria, termasuk pilihan nyata antara ingin fokus pada keluarga atau bekerja dengan bayaran. Meskipun demikian, banyak politisi dan feminis muncul karena kecewa dengan lambatnya perubahan dalam pencapaian wanita di puncak karir."

Perbedaan perlakuan gender dijadikan kaum feminis sebagai bukti diskriminasi dan stereotip peran gender tertentu bukan hasil pilihan dan preferensi pribadi. "Penelitian terbaru membuktikan sebagian besar teori-teori dan ide-ide keseteraan gender dalam beberapa dekade adalah salah. Yang benar bahwa banyak pria dan wanita memiliki aspek karir, prioritas, dan tujuan hidup yang berbeda. Para pembuat kebijakan seharusnya tidak mengharapkan hasil pekerjaan yang sama antara keduanya," tandas Hakim.

Sumber: Popular Magz   I   Penulis: Chandra Wirawan

0 komentar: