Masa kuliah adalah masa transisi penting seseorang dalam fase kehidupannya. Seseorang yang mengambil jenjang perkuliahan. Apapun perkuliahannya, sering kali kurang memanfaatkan waktu kuliah dia dengan optimal. Hal ini seperti yang penulis alami, oleh karena itu berangkat dari pengalaman tersebut, kiranya penulis akan berbagi pengalaman.
Transisi masa sekolah berseragam (SMA) menuju jenjang yang lebih tinggi (mahasiswa) merupakan momentum yang berharga untuk seseorang. Perubahan lingkungan, perubahan sistem, membuat sesorang menentukan jati dirinya. Kebiasaan-kebiasaan lama yang terkungkung oleh aturan-aturan ketat, membuat seseorang seakan-akan, menjadi seseorang yang bebas lepas. Mau berbuat apapun, pilihan ada ditangannya. Banyak disayangkan, ketika seseorang sudah mulai memasuki jenjang perkuliahan, bagaikan anak kecil dengan perahu sampan hendak mengarungi ganasnya gelombang Altantik, Bagaimana dia bisa bertahan ???
Dunia perkuliahan menuntut kita, mandiri –berdiri di atas kaki kita sendiri–, oleh karena itu jalan seseorang bisa bermacam-macam, Ada yang menempuh jalan kiri, jalan kanan, jalan naik bisa juga jalan turun, jalan lurus, ataupun jalan berkelok-kelok, semua terserah pada masing-masing pribadi.
Patut disadari, terlepas dari semua hal tersebut, kiranya seseorang harus menyadari posisinya, tujuannya dan langkah-langkah yang harus ditempuh, dengan seperti itu dia mempunyai dasar-dasar, pegangan yang dengannya dia bertahan menjadi seorang mahasiswa yang sukses.
“Bukankah kita pernah mendengar berhasilnya seorang pelaut mengarungi samudra dengan sebuah perahu kecil, dengan berbekal layar, dayung, makanan, minuman? Begitupula serang mahasiswa, dengan berbekal ilmu, akal, attitude, semangat, dan keyakinan diaduk, dicapur dengan air menjadi sebuah sebuah kata yang menjadi harapan kita semua ………..”SUKSES”
Dunia perguruan tinggi sungguh berbeda dengan dunia sekolah menengah (atas dan pertama). Dunia sekolah menengah adalah periode yang dipenuhi suka cita, egoisme, kegundahan khas remaja, dan cita-cita hidup yang masih didominasi oleh ukuran-ukuran material dan pragmatis. Dunia perguruan tinggi berbeda, seolah membukakan segalanya sambil menjelaskan ‘It's the real life'. Penuh warna dan pertarungan pembentukan jatidiri yang diukur dengan spirit intelektualisme, karya dan akhirnya pengakuan. Hidup tidaklah sesederhana yang dipikirkan sebelumnya, namun tetap menyimpan misteri potensi keindahan dan sukacita yang lebih luas, berwarna, dan mendalam. Semuanya bermula dari kesadaran historis pembentukan dan perjalanan bangsa serta posisi strategis mahasiswa didalamnya. Menuntut ilmu merupakan keharusan bagi semua manusia. Ilmu pengetahuan merupakan salah satu perangkat hidup yang sangat penting bagi pelaksanaan peran dan fungsi manusia. Di Indonesia, proses transfer ilmu pengetahuan dan aktivitas pendidikan telah membangun komitmen untuk mengangkat harkat dan martabat hidup pribumi yangmenjadi arah pembangunan tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mahasiswa adalah peserta didik di perguruan tinggi yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran di perguruan tinggi. Sinergisitas perguruan tinggi dan mahasiswa dalammenjalankan tridharma perguruan tinggi akan menghasilkan suatu inovasi dari tridharmaperguruan tinggi sebagai suatu sistem dalam mencetak SDM yang berkualitas. Dalam kaitan pembentukan SDM yang berkualitas itulah, kita melihat betapa pentingnya peranan perguruan tinggi sebagai jenjang tertinggi dalam system pendidikan formal dinegara kita yang hendaknya dapat menghasilkan tenaga-tenaga ahli dan dapat pula mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai lembaga yang melaksanakan pendidikan tinggi, Perguruan Tinggi atau Universitas mempunyai tiga fungsi utama yaitu :
1. pendidikan dan pengajaran
2. penelitian dan pengembangan
3. Pengabdian pada masyarakat
Ketiga fungsi tersebut lebih dikenal sebagi TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI yang harus dikembangkan secara simultan dan bersama-sama. Penelitian harus menjunjung tinggi kedua dharma yang lain. Penelitian diperlukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi. Untuk dapat melakukan penelitian diperlukan adanya tenaga-tenaga ahli yang diasilkan melalui proses pendidikan. Ilmu pengetahuan yang dikembangkan sebagi hasil pendidikan dan penelitian itu hendaknya diterapkan melalui Pengabdian pada masyarakat sehingga masyarakat dapat memanfaatkan dan menikmati kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Dengan memperhatikan uraian diatas , semakin jelaslah hubungan antara Tri Dharma tersebut. Tri Dharma Perguruan Tinggi ini sebenarnya menerapkan fungsi perguruan tinggi yang universal. Artinya bukan hanya di Indonesia saja. Tri Dharma perguruan tinggi juga terdapat di negara maju lainnya. Hanya saja dalam hal ini di Indonesia dinyatakan secara eksplisit, sehingga setiap warga negara khususnya warga perguruan tinggi akan senantiasa sadar akan tugasnya. Dengan demikian dalam menjalankan kegiatannya tidak menyimpang dari tugas yang telah ditetapkan seperti tersebut diatas. Agar dapat lebih mengahayati makna dari perguruan tinggi, marilah kita tinjau ketiga dharma itu secara lebih mendalam
1. Pendidikan dan Pengajaran. Pengertian pendidikan dan pengajaran disini adalah dalam rangka meneruskan pengetahuan atau dengan kata lain dalam rangka transfer of knowledge ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan melaui penelitian oleh mahasiswa di pergurun tinggi. Dalam pendidikan tinggi dinegara kita dikenal dengan istilah strata, mulai dari strata satu (S-1) yaitu merupakan pendidikan program sarjana, strata dua (S-2) merupakan program magister dan strata tiga (S-3) yaitu pendidikan doktor dalam suatu disiplin ilmu, serta pendidikan jalur vokasional/non gelar (diploma).
2. Penelitian dan pengembangan. Kegiatan penelitain dan pengembangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa penelitian, maka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi terhambat. Penelitian ini tidaklah berdiri sendiri, akan tetapi harus dilihat keterkaitannya dalam pembangunan dalam arti luas. Artinya penelitian tidak semata-mata hanya untuk hal yang diperlukan atau langsung dapat digunakan oleh masyarakat pada saat itu saja, akan tetapi harus dilihat dengan proyeksi kemasa depan. Dengan kata lain penelitian diperguruan tinggi tidak hanya diarahkan untuk penelitian terapan saja, tetapi juga sekaligus melaksanakan penelitian ilmu-ilmu dasar yang manfaatnya baru terasa penting artinya jauh dimasa yang akan datang.
3. Pengabdian pada masyarakat. Dharma pengabdian pada masyarakat harus diartikan dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dikembangkan di perguruan tinggi, khususnya sebagai hasil dari berbagai penelitian. Pengabdian pada masyarakat merupakan serangkaian aktivitas dalam rangka kontribusi perguruan tinggi terhadap masyarakat yang bersiafat kongkrit dan langsung dirasakan manfaatnya dalam waktu yang relatif pendek. Aktivitas ini dapat dilakukan atas inisiatif individu atau kelompok anggota civitas akademika perguruan tinggi terhadap masyarakat maupun terhadap inisiatif perguruan tinggi yang bersangkutan yang bersifat nonprofit (tidak mencari keuntungan). Dengan aktivitas ini diharapkan adanya umpan balik dari masyarakat ke perguruan tinggi, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih lanjut.
Ayu Mbob.red
0 komentar:
Posting Komentar