New Delhi,- Duta Besar Indonesia untuk Republik India, Andi M Galib menyentil anggota DPR yang berkunjung ke India karena dalam pertemuan dengan mitranya dari India lebih sering diam dibandingkan berbicara.
Dalam sambutannya pada acara ramah tamah masyarakat Indonesia dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kedutaan Besar Republik Indonesia di New Delhi, Rabu, Andi terang-terangan menilai kualitas orang Indonesia memang di bawah orang India.
"Memang kelihatan kita di bawah. Anggota DPR kita koak-koak banyak bicara di DPR, tetapi sampai di sini diam semua. Malah disuruh duta besarnya yang ngomong, malah orang India yang bicara terus," tuturnya di hadapan Presiden Yudhoyono yang didampingi Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.
Andi yang pernah menjadi anggota DPR dari Partai Persatuan Pembangunan periode 2004-2009, mengatakan orang India memang lebih cerdas.
"Banyak orang ngomong hati-hati dengan orang India, nanti ditipu. Padahal sebenarnya mereka tidak menipu, tetapi memang lebih cerdas dari kita," ujarnya.
Andi yang baru bertugas tiga tahun di India pun mengatakan banyak persepsi salah mengenai India dari masyarakat Indonesia. Karena itu, kedua bangsa harus lebih meningkatkan kerjasama dan persahabatan.
Dengan pemberlakuan "visa on arrival" dari Pemerintah India kepada Warga Negara Indonesia yang datang ke India, Andi mengharapkan lebih banyak lagi WNI yang berkunjung ke India.
Sementara itu, Presiden Yudhoyono berpesan agar KBRI Indonesia di New Delhi tidak melewatkan satu pun kesempatan meningkatkan kerjasama dengan India.
"Kita tahu bahwa banyak pertautan dan banyak modalitas untuk kedua negara ini bisa meningkatkan kemitraan dan kerja sama," ujarnya.
Sebagai negara demokrasi di Asia, lanjut Presiden, Indonesia dan India juga berupaya menjaga kemajemukan, toleransi dan persaudaraan di antara warga negaranya.
Presiden mengakui bahwa kunjungan ke India yang telah dua kali dilakukannya sejak 2005 banyak membawa manfaat positif bagi Indonesia dan dia optimistis target perdagangan 25 miliar dolar AS dengan India yang ingin dicapai pada 2015 dapat terwujud.
"Insyaallah bisa kita capai karena kemampuan ekonomi kedua negara besar. Kalau kita cerdas dan tepat mengkombinasikannya, sasaran-sasaran itu bisa dicapai," ujarnya.
Presiden menilai, saat ini adalah momentum tepat guna meningkatkan hubungan bilateral kedua negara sambil menjaga citra positif Indonesia di dunia internasional. WDA | ANT
Sumber: Tempo Interaktif I Admin: FA
0 komentar:
Posting Komentar